Jumat, 24 Mei 2013

Budaya Asing


Kebudayaan suatu negara atau wilayah tidak terbentuk secara murni.
Artinya, kebudayaan bukan hanya merupakan hasil interaksi dalam
masyarakat, namun juga telah terpengaruh dan bercampur dengan unsur
kebudayaan dari luar. Pengaruh budaya asing terjadi pertama kali saat
suatu bangsa berinteraksi dengan bangsa lain. Misalnya, melalui
perdagangan dan penjajahan. Dalam proses interaksi tersebut terjadi
saling memengaruhi unsur budaya antarbangsa.
Pada awalnya, perhatian para sarjana antropologi untuk memahami
bagaimana unsur kebudayaan asing bisa masuk ke Indonesia adalah
melalui penelusuran sejarah mengenai kedatangan bangsa-bangsa asing
ke Indonesia yang bertujuan untuk melakukan kolonisasi. Pada masa
kolonial Belanda diterapkan sistem administrasi, seperti kelurahan,
kawedanan, desa, dan dusun yang sampai sekarang masih tetap berlaku.
Pengaruh budaya asing lainnya yang bersifat positif adalah budaya baca
tulis yang mulai diterapkan pada masyarakat di segala lapisan sosial.
Budaya asing tidak harus selalu diartikan budaya yang berasal dari
luar negeri, seperti budaya barat. Namun, tidak bisa disangkal bahwa
budaya barat berupa makanan, mode, seni, dan iptek memang telah
banyak memengaruhi budaya masyarakat di Indonesia. Pada abad ke-
20 dan ke-21, pengaruh budaya asing di Indonesia dapat terlihat melalui
terjadinya gejala globalisasi. Dalam proses globalisasi terjadi penyebaran
unsur-unsur budaya asing dengan cepat melalui sarana teknologi,
komunikasi, informasi, dan transportasi.
1. Faktor Sejarah
Indonesia terletak di antara dua benua, yaitu Benua Asia dan
Benua Australia serta dua samudra, Samudra Hindia dan Samudra
Pasifik. Karena letak geografis tersebut, Indonesia terletak di
persimpangan jalan yang banyak disinggahi orang-orang asing.
Akibatnya, Indonesia banyak menerima pengaruh unsur kebudayaan
asing, seperti dari India, Cina, dan Eropa. Hubungan dengan
masyarakat luar tersebut menyebabkan bertambahnya keanekaragaman
kebudayaan Indonesia. Kebudayaan Indonesia terdiri atas
unsur kebudayaan asli, yaitu kebudayaan nenek moyang pada zaman
prasejarah dan unsur kebudayaan dari luar, seperti kebudayaan
Hindu, Buddha, Islam, dan Kristen. Itulah sebabnya, kebudayaan
Indonesia banyak yang diwarnai budaya
asing. Misalnya, dalam gaya hidup, cara
berpakaian, seni musik, dan seni tari.
Pengaruh Hindu sangat terasa dalam susunan
negara dan pemerintah, terutama mengenai
kedudukan raja-raja pada zaman dahulu yang
dianggap sebagai keturunan dewa yang
bersifat turun-temurun. Dengan masuknya
Hindu, rakyat Indonesia dapat belajar
membaca dan menulis dengan huruf Palawa
dan bahasa Sanskerta. Akibat pengaruh
Hindu dan Buddha maka seni bangunan candi
Menurut Haryati Subadio, faktor pendukung
keanekaragaman budaya lokal di Indonesia,
antara lain sebagai berikut.
1. Indonesia merupakan daerah kepulauan
yang sangat luas dan bervariasi
kondisi geografisnya.
awasan Kebhinekaan
2. Penduduk Indonesia beraneka ragam
suku, bahasa, budaya, dan adat istiadatnya.
3. Keanekaragaman budaya lokal Indonesia
berasal dari rumpun bahasa dan
budaya yang sama.
berkembang pesat, seperti dengan berdirinya Candi Borobudur,
Prambanan, dan Mendut. Selain itu, agama Islam juga banyak
memengaruhi masyarakat Indonesia. Hampir sebagian besar
penduduk Indonesia terpengaruh budaya Islam. Bahkan di daerah
Aceh, Banten, Cirebon, Demak, Sulawesi Selatan, dan Sumatra
Barat Islam berkembang pesat, terutama pengaruh ilmu pengetahuan
dan teknologi. Bangsa Eropa di samping membawa pengaruh ilmu
pengetahuan dan teknologi juga menyebarkan agama Kristen.
2. Pengaruh Budaya Asing dalam Era Globalisasi
Pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21, Indonesia telah
memasuki era globalisasi. Kemajuan teknologi, komunikasi,
informasi, dan transportasi telah menyebabkan masuknya pengaruh
budaya dari seluruh penjuru dunia dengan cepat ke Indonesia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, globalisasi adalah proses
terbentuknya sistem organisasi dan sistem komunikasi antarmasyarakat
di seluruh dunia. Tujuannya adalah untuk mengikuti
Budaya Lokal, Budaya Asing, dan Hubungan Antarbudaya 9
sistem serta kaidah-kaidah yang sama. Pada era globalisasi, peristiwa
yang terjadi di suatu negara dapat diketahui dengan cepat oleh negara
lain melalui media massa, seperti televisi, radio, surat kabar atau
internet.
Globalisasi berlangsung melalui saluran-saluran tertentu, seperti
media massa, pariwisata internasional, lembaga perdagangan dan
industri internasional, serta lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Saluran-saluran globalisasi, antara lain sebagai berikut.
a. Media Massa
Arus globalisasi diperoleh melalui media komunikasi
massa, seperti radio, televisi, surat kabar, film, dan internet.
Globalisasi melalui media massa telah membuat dunia menjadi
seolah-olah tanpa batas. Melalui media massa, seperti televisi
yang disiarkan dalam jaringan satelit, peristiwa bencana Tsunami
di Aceh pada tahun 2004 dapat diketahui di seluruh dunia.
Demikain juga dengan perkembangan internet yang telah
memudahkan perkembangan iptek dengan adanya kemudahan
mengakses berbagai informasi dari seluruh penjuru dunia
dengan murah dan cepat. Selain itu, dalam arus globalisasi,
terjadi perubahan perilaku masyarakat di bidang mode pakaian,
peralatan hidup, dan makanan akibat pengaruh penyebaran
informasi dari luar negeri melalui media massa.
b. Pariwisata Internasional
Berkembangnya sektor pariwisata internasional juga
berpengaruh terhadap penyebaran arus globalisasi. Kegiatan
pariwisata internasional yang melibatkan banyak negara dapat
dilakukan dengan mudah karena adanya kemajuan sarana
transportasi dan telekomunikasi. Dengan meningkatnya kebutuhan
wisata antarnegara menyebabkan masuknya devisa
yang sangat dibutuhkan untuk membiayai pembangunan suatu
negara. Dengan berkembangnya sektor pariwisata internasional,
seseorang dapat dengan mudah berpergian dari satu negara ke
negara lainnya.
c. Lembaga Perdagangan dan Industri Internasional
Globalisasi dalam perdagangan internasional ditandai
dengan adanya pasar bebas. Dalam era pasar bebas, setiap
negara akan berlomba-lomba mengembangkan keunggulan
komparatifnya untuk menarik para investor dari luar negeri.
Era pasar bebas juga ditandai adanya kebebasan kontak
perdagangan antarnegara tanpa dibatasi hambatan fiskal dan
tarif. Walaupun setiap negara bebas untuk menjalin hubungan
perdagangan, namun tetap diperlukan suatu wadah kerja sama
di bidang ekonomi. Misalnya, pendirian dewan kerja sama
ekonomi Asia Pasifik (APEC) dan dewan kerja sama ekonomi
Amerika Utara (NAFTA).
10 Khazanah Antropologi SMA 1
Arus globalisasi yang melanda seluruh dunia mempunyai dampak
bagi bidang sosial budaya suatu bangsa. Pada awalnya, globalisasi hanya
dirasakan di kota-kota besar di Indonesia. Namun dengan adanya
kemajuan teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi globalisasi
juga telah menyebar ke seluruh penjuru tanah air. Arus globalisasi yang
penyebarannya sangat luas dan cepat tersebut membawa dampak positif
dan negatif. Dampak positif globalisasi, antara lain sebagai berikut.
1. Kemajuan di bidang teknologi, komunikasi, informasi, dan
transportasi yang memudahkan kehidupan manusia.
2 Kemajuan teknologi menyebabkan kehidupan sosial ekonomi lebih
produktif, efektif, dan efisien sehingga membuat produksi dalam
negeri mampu bersaing di pasar internasional.
3. Kemajuan teknologi memengaruhi tingkat pemanfaatan sumber
daya alam secara lebih efisien dan berkesinambungan.
4. Kemajuan iptek membuat bangsa Indonesia mampu menguasai iptek
sehingga bangsa Indonesia mampu sejajar dengan bangsa lain.
Globalisasi juga mempunyai dampak negatif, antara lain sebagai
berikut.
1. Terjadinya sikap mementingkan diri sendiri (individualisme)
sehingga kegiatan gotong royong dan kebersamaan dalam
masyarakat mulai ditinggalkan.
2. Terjadinya sikap materialisme, yaitu sikap mementingkan dan
mengukur segala sesuatu berdasarkan materi karena hubungan
sosial dijalin berdasarkan kesamaan kekayaan, kedudukan sosial
atau jabatan. Akibat sikap materialisme, kesenjangan sosial antara
golongan kaya dan miskin semakin lebar.
3. Adanya sikap sekularisme yang lebih mementingkan kehidupan
duniawi dan mengabaikan nilai-nilai agama.
4. Timbulnya sikap bergaya hidup mewah dan boros karena status
seseorang di dalam masyarakat diukur berdasarkan kekayaannya.
5. Tersebarnya nilai-nilai budaya yang melanggar nilai-nilai kesopanan
dan budaya bangsa melalui media massa seperti tayangantayangan
film yang mengandung unsur pornografi yang disiarkan
televisi asing yang dapat ditangkap melalui antena parabola atau
situs-situs pornografi di internet.
6. Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya
bangsa, yang dibawa para wisatawan asing. Misalnya, perilaku seks
bebas (free sex).
Gejala individualisme di perkotaan, mobilitas penduduk yang tinggi
serta efisiensi merupakan kebiasaan hidup masyarakat kota yang telah
terpengaruh budaya asing. Namun, tidak bisa disangkal bahwa semua
itu adalah karena pengaruh modernitas kehidupan manusia. Kebutuhan
manusia yang semakin beragam dan penghargaan atas waktu menjadikan
efisiensi dan kepraktisan sebagai sesuatu yang penting untuk manusia.
Budaya Lokal, Budaya Asing, dan Hubungan Antarbudaya 11
Dengan demikian, segala kebiasaan yang bersifat rumit disederhanakan
agar lebih efisien.
Di Indonesia, modernitas adalah salah satu konsep yang
menunjukkan adanya interaksi antara budaya lokal dan budaya asing.
Ciri-ciri modernitas adalah mobilitas sosial yang tinggi, efisiensi, dan
sikap individualisme. Hal-hal tersebut tidak bisa dipungkiri telah
memengaruhi kehidupan manusia. Namun, setiap perubahan kebudayaan
mempunyai dampak positif dan negatif. Individualisme berdampak
negatif apabila mendorong individu untuk bekerja secara lebih produktif.
Namun, di sisi lain individualisme juga berdampak pada timbulnya sikap
mementingkan diri sendiri. Selain itu, sebagai dampak individualisme,
kegiatan gotong royong dan bentuk-bentuk kelembagaan sosial lainnya
mulai diabaikan. Dengan demikian, modernitas tidaklah harus dinilai
secara positif atau negatif karena hal itu tergantung pada bagaimana
masyarakat dan individu memberikan penilaian sesuai dengan konteks
kebudayaannya.
Namun, sebenarnya kemodernan tidak
bisa dijadikan alasan untuk mengabaikan nilainilai
kebersamaan, empati, dan solidaritas
sosial. Oleh karena itu, setiap individu harus
memiliki kesadaran untuk tetap menghargai
nilai-nilai tersebut. Perwujudan nilai-nilai
kebersamaan dan solidaritas sosial dalam
masyarakat memang tidak bisa diterapkan
secara kaku. Misalnya, lebih sulit untuk
menerapkan sikap tersebut di dalam masyarakat
perkotaan. Hal itu disebabkan sikap
individualisme dan budaya materialisme yang
lebih tinggi pada masyarakat perkotaan. Oleh
karena itu, perwujudan sikap empati sosial di
dalam masyarakat perkotaan tidak bisa
diterapkan dengan meniru kebersamaan
masyarakat di daerah pedesaan. Perwujudan
sikap empati sosial tersebut bisa diwujudkan
dalam bentuk tindakan untuk membantu
sesama yang mengalami musibah bencana
alam. Contohnya pada saat terjadinya bencana
tsunami di Aceh, gempa Jateng dan Daerah
Istimewa Yogyakarta, dan bencana banjir di
Jakarta tahun 2007, sikap kegotongroyongan
dan kebersamaan diwujudkan warga masyarakat
dalam berbagai bentuk kegiatan sosial
untuk meringankan penderitaan korban
bencana alam.
3. Pengaruh Budaya Asing
Sebagai sarana pewarisan budaya pada era globalisasi, media
massa sangat berpengaruh dalam penyerapan budaya asing di
masyarakat yang bersifat positif dan negatif. Dampak positif budaya
asing di media massa adalah masuknya iptek yang menunjang
kemajuan di segala bidang. Pengaruh negatif budaya asing di media
massa adalah terjadinya goncangan budaya karena adanya individu
yang tidak siap menerima perubahan dan pergeseran nilai-nilai
budaya dan adat istiadat.

sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar