a. Fonetik
Fonetik berkenaan dengan satuan terkecil bahasa, yaitu bunyi.
Fonetik berkenaan dengan proses pembunyiannya, realisasi dan penangkapannya melalui
indera pendengaran. Menurut Trubetzkoy yang dikutip oleh FX Rahyono dalam buku Pesona
Bahasa, Langkah Awal Memahami Linguistik (2005),
fonetik merupakan studi bunyi bahasa yang berkenaan dengan
peristiwa bahasa, murni studi fenomenalistik terhadap bahasa
tanpa mempertimbangkan fungsi. Titik tolak fonetik adalah kongkret, yaitu bahasa manusia.
b. Semantik
Menurut Setiawati
Darmojuwono dalam buku Pesona
Bahasa, Langkah Awal
Memahami Linguistik (2005), semantik merupakan bidang linguistik yang mempelajari maknatanda
bahasa. Apakah yang dimaksud dengan makna tanda bahasa? “Buku” adalah sebuah
kata yang terdiri dari unsur lambang bunyi, yaitu (b-u-k-u) dan konsep atau citra mentak benda-benda
(objek) yang dinamakan buku. Menurut Ogden dan Richards yang dikutip oleh Setiawati Darmojuwono dalam buku Pesona Bahasa, Langkah
Awal Memahami Linguistik (2005), dalam
karya klasik tentang “Teori semantik segitiga”, kaitan antara lambang, citra
mental atau konsep dan referen atau objek dengan uraian sebagai berikut. Makna
kata buku adalah
konsep tentang buku yang tersimpan dalam otak kita dan dilambangkan dengan kata
buku. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semantik mengkaji makna tanda
bahasa, yaitu kaitan antara konsep dan tanda bahasa yang melambangkannya.
c. Sintaksis
Menurut Liberty P. Sihombing
dan Djoko Kentjono dalam buku Pesona Bahasa, Langkah Awal Memahami Linguistik
(2005), sintaksis merupakan studi gramatikal
struktur antar kata. Struktur yang dimaksud di sini adalah urutan kata.
Sebagian besar makna suatu frasa, misalnya
sangat tergantung pada urutan kata pembentuknya. Jadi, jika
kita perhatikan dua contoh di bawah ini akan kita dapati bahwa makna frasa 1
tidak sama dengan makna frasa 2.
1) Adik guru
2) Guru adik
Demikian pula, makna kalimat (3) tidak sama dengan makna
kalimat (4).
3) Busra menunggu Wati
4) Wati menunggu Busra
d. Morfologi
Menurut Djoko Kentjono dalam buku Pesona
Bahasa, Langkah Awal Memahami Linguistik (2005), morfologi merupakan studi gramatikal struktur
intern kata. Morfologi merupakan ilmu bahasa yang mempelajari morfem
yaitu satuan gramatikal yang terkecil. Sebagai satu gramatikal,
morfem membentuk satuan yang lebih besar dan mempunyai makna.
Sebagai satuan terkecil, morfem tidak dapat dipecah menjadi bagian bagian lebih
kecil yang masing-masing mengandung makna. Djoko
Kentjono dalam buku yang sama lebih lanjut
menjelaskan morfem dapat dikenal karena pemunculannya yang berulang-ulang dalam
praktik. Morfem ditemukan dengan jalan memperbandingkan satuansatuan ujaran
yang mengandung kesamaan dan pertentangan, yakni
kesamaan dan pertentangan dalam bentuk (fonologis) dan dalam
makna.
Perhatikan kata-kata di bawah ini.
1) diambil
2) dibawa
3) dicuri
4) didukung
dibandingkan dengan kata
1) ambil
2) bawa
3) curi
4) dukung
Pertama-tama akan terlihat bentuk-bentuk yang sama susunan fonemnya,
yakni (di). Kedua, makna yang membedakan diambil
dengan ambil juga terdapat dalam pasangan dibawa-bawa, dicuri-curi dan didukung-dukung.
Dengan kata lain (di) mempunyai makna. Bentuk (di)
ternyata tidak dapat dipecah menjadi bagian-bagian bermakna
yang lebih kecil. Paparan di atas membuktikan bahwa (di) adalah morfem, dan
masih banyak contoh lainnya yang dapat kita temui dalam pelajaran Bahasa.
sumber : Buku Antropologi Kontekstual XI SMA/MA Program Bahasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar