Jumat, 17 Mei 2013

Dialek membentuk Bahasa

Kalian mempelajari bahasa dan dialek yang menghasilkan suatu kesimpulan ada hubungan yang sangat erat antara bahasa dan dialek. Soalnya adalah bagaimanakah hubungan antara bahasa dengan dialek? Jawaban kedua adalah dialek membentuk bahasa. Bagaimana hal itu
terjadi? Dialek ialah seperangkat bentuk ujaran setempat yang berbedabeda, yang memiliki ciri-ciri umum dan masing-masing lebih mirip sesamanya dibandingkan dengan bentuk ujaran lain dari bahasa yang sama. Dengan meminjam kata-kata Claude Fauchet, dialek ialah mots de
leur terroir yang berarti dialek adalah kata-kata di atas tanahnya (Chaurand, 1972 : 149), yang di dalam perkembangannya kemudian menunjuk kepada suatu bahasa daerah yang layak dipergunakan dalam karya sastra daerah yang bersangkutan. Di dalam perkembangannya
tersebut, kemudian salah satu dialek yang kedudukannya sederajat itu sedikit demi sedikit diterima sebagai bahasa baku oleh seluruh daerah pakai dialek-dialek itu. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor subyektif maupun obyektif. Faktor-faktor yang menentukan suatu dialek menjadi bahasa baku ialah politik, kebudayaan dan ekonomi (Meillet,
1967 : 72). Demikian caranya dialek membentuk bahasa baku yang bersifat universal pada tingkat daerah, nasional maupun internasional. Selain adanya beberapa faktor di atas, munculnya bahasa baku juga bisa dipicu oleh adanya kebutuhan dari beberapa kelompok masyarakat yang saling terpisah, untuk bisa berhubungan satu sama lain. Dengan demikian, dari sudut pandang ini yang dinamakan bahasa baku (standar) adalah bahasa atau dialek yang dipilih oleh anggota masyarakat untuk saling berkomunikasi. Dipilihnya suatu dialek menjadi bahasa baku
(standar) bisa juga karena bahasa atau dialek tersebut dianggap paling betul (baik) oleh masyarakat yang akan memakainya. Bentuk serta pemakaian bahasa baku ini selanjutnya akan menjadi model percontohan bagi seluruh rakyat. Kemudian di dalam praktiknya, seseorang yang akan berbahasa di samping akan menyesuaikan diri dengan orang yang akan
diajak bicara (misalnya pakai bahasa atau dialek apa), maka seorang penutur bahasa tersebut akan mencoba menyesuaikan diri dengan bentuk, serta pemakaian bahasa yang telah dipakai secara luas di dalam masyarakat. Dengan demikian, praktik penggunaan bahasa tarik-menarik antara bahasa standar (bahasa baku/bahasa nasional) dengan bahasa yang digunakan secara akrab (yakni bahasa lokal/dialek bahasa yang biasanya bersifat kelokalan/kedaerahan) akan berlangsung terus-menerus. Demikianlah cara dialek berubah menjadi bahasa yang bersifat universal, baik pada tingkat regional, nasional maupun internasional. Sebelum bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa nasional, pada awalnya bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu merupakan salah satu bahasa daerah dengan dialek daerah khusus. Atas kesepakatan bersama dengan berbagai alasan. Seperti lebih familiar bagi sebagian besar masyarakat Indonesia dan daerah penyebaraannya lebih luas dibanding bahasa etnik lainnya, maka dipilih dan disepakatilah bahasa Melayu menjadi bahasa baku (standar) nasional yang kemudian dikenal dengan bahasa Indonesia. Perkembangan selanjutnya menunjukkan Indonesiasekarang tidak dapat lagi disamakan dengan bahasa Melayu, karenabahasa Indonesia menyerap berbagai bahasa daerah dan bahasa asing lainnya dan mengangkatnya menjadi bahasa baku. Demikian cara dialek menjadi bahasa baku (standar).

sumber :  Antropologi Kontekstual XI SMA/MA Program Bahasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar