Kalian mempelajari bahasa
dan dialek yang menghasilkan suatu kesimpulan ada hubungan yang sangat erat
antara bahasa dan dialek. Soalnya adalah bagaimanakah hubungan antara bahasa
dengan dialek? Jawaban kedua adalah dialek membentuk bahasa. Bagaimana hal itu
terjadi? Dialek ialah
seperangkat bentuk ujaran setempat yang berbedabeda, yang memiliki ciri-ciri
umum dan masing-masing lebih mirip sesamanya dibandingkan dengan bentuk ujaran
lain dari bahasa yang sama. Dengan meminjam kata-kata Claude Fauchet, dialek ialah mots de
leur terroir yang berarti dialek adalah
kata-kata di atas tanahnya (Chaurand, 1972 : 149), yang di dalam
perkembangannya kemudian menunjuk kepada suatu bahasa daerah yang layak dipergunakan
dalam karya sastra daerah yang bersangkutan. Di dalam perkembangannya
tersebut, kemudian salah
satu dialek yang kedudukannya sederajat itu sedikit demi sedikit diterima
sebagai bahasa baku oleh seluruh daerah pakai dialek-dialek itu. Hal tersebut
disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor subyektif maupun obyektif.
Faktor-faktor yang menentukan suatu dialek menjadi bahasa baku ialah politik,
kebudayaan dan ekonomi (Meillet,
1967 : 72). Demikian caranya
dialek membentuk bahasa baku yang bersifat universal pada tingkat daerah,
nasional maupun internasional. Selain adanya beberapa faktor di atas, munculnya
bahasa baku juga bisa dipicu oleh adanya kebutuhan dari beberapa kelompok
masyarakat yang saling terpisah, untuk bisa berhubungan satu sama lain. Dengan demikian,
dari sudut pandang ini yang dinamakan bahasa baku (standar) adalah bahasa atau
dialek yang dipilih oleh anggota masyarakat untuk saling berkomunikasi.
Dipilihnya suatu dialek menjadi bahasa baku
(standar) bisa juga karena
bahasa atau dialek tersebut dianggap paling betul (baik) oleh masyarakat yang
akan memakainya. Bentuk serta pemakaian bahasa baku ini selanjutnya akan
menjadi model percontohan bagi seluruh rakyat. Kemudian di dalam praktiknya,
seseorang yang akan berbahasa di samping akan menyesuaikan diri dengan orang
yang akan
diajak bicara (misalnya
pakai bahasa atau dialek apa), maka seorang penutur bahasa tersebut akan
mencoba menyesuaikan diri dengan bentuk, serta pemakaian bahasa yang telah
dipakai secara luas di dalam masyarakat. Dengan demikian, praktik penggunaan
bahasa tarik-menarik antara bahasa standar (bahasa baku/bahasa nasional) dengan
bahasa yang digunakan secara akrab (yakni bahasa lokal/dialek bahasa yang
biasanya bersifat kelokalan/kedaerahan) akan berlangsung terus-menerus. Demikianlah
cara dialek berubah menjadi bahasa yang bersifat universal, baik pada tingkat
regional, nasional maupun internasional. Sebelum bahasa Indonesia ditetapkan
sebagai bahasa nasional, pada awalnya bahasa Indonesia berasal dari bahasa
Melayu merupakan salah satu bahasa daerah dengan dialek daerah khusus. Atas
kesepakatan bersama dengan berbagai alasan. Seperti lebih familiar bagi
sebagian besar masyarakat Indonesia dan daerah penyebaraannya lebih luas
dibanding bahasa etnik lainnya, maka dipilih dan disepakatilah bahasa Melayu menjadi
bahasa baku (standar) nasional yang kemudian dikenal dengan bahasa Indonesia.
Perkembangan selanjutnya menunjukkan Indonesiasekarang tidak dapat lagi disamakan
dengan bahasa Melayu, karenabahasa Indonesia menyerap berbagai bahasa daerah
dan bahasa asing lainnya dan mengangkatnya menjadi bahasa baku. Demikian cara
dialek menjadi bahasa baku (standar).
sumber : Antropologi Kontekstual XI SMA/MA Program Bahasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar