Proses Budaya
Proses Budaya
Proses budaya adalah proses
terbentuknya (pembentukan) budaya, dari BSI menjadi BSO, di dalam suatu
organisasi atau perusahaan. Proses itu terdiri dari sejumlah subproses
yang jalin-menjalin, antara lain kontak budaya, penggalian budaya,
seleksi budaya, pemantapan budaya, sosialisasi budaya, internalisasi
budaya, kontrol budaya, evaluasi budaya, pertahanan budaya, perubahan
budaya, dan pewarisan budaya, yang terjadi dalam hubungan antara suatu
organisasi dengan lingkungannya secara berkesinambungan.
Kontak Budaya
Gelombang
informasi yang semakin global mendorong kontak antarbudaya semakin
pesat. Kontak budaya adalah pertemuan antara nilai baru dengan nilai
lama, yang terjadi di luar maupun di dalam organisasi.
Kontak
budaya dapat dibedakan atas kontak lunak (soft contact) dan kontak
keras (crash contact). Lunak dsn keras ditandai dengan:
pelan atau cepat
bertahap atau sekaligus
tiba-tiba atau terduga sebelumnya
sedikit demi sedikit atau besar-besaran
dikenal atau tidak
sudah disiapkan atau belum/tidak
diharapkan atau tidak
kesannya baik atau tidak.
Penggalian Budaya
Penggalian
budaya dalam sejarah dikenal luas dan berdampak generatif kuat.
Berbagai disiplin ilmu pengetahuan dapat digunakan sebagai alat untuk
menggali budaya Indonesia, seperti sejarah, antropologi, etnologi,
folklore, bahasa, geografi, adat dan tradisi, religi dan kepercayaan,
sosiografi, etnografi, hukum dan lain sebagainya.
Seleksi Budaya
Budaya
dari luar yang dibawa oleh kontak personal dan atau kontak teknologi
impersonal, maupun budaya dari dalam hasil penggalian budaya, mengalami
seleksi atau evaluasi, yaitu:
seleksi alam (yang unggul yang hidup)
seleksi sosial berdasarkan mekanisme kontrol sosial (yang sesuai yang diterima)
seleksi manajemen budaya yang terprogram
Terbentuknya Budaya, Pembentukan Budaya, Pemantapan Budaya
Begitu organisasi didirikan,
pembentukan budayanya pun dimulai. Pembentukan BO terjadi tatkala
anggota organisasi belajar menghadapi masalah, baik masalah yang
menyangkut perubahan-perubahan eksternal, maupun masalah internal yang
menyangkut persatuan dan keutuhan organisasi.
Terbentuknya
budaya tidak dalam sekejap, tidak bisa dikarbid. Pembentukan budaya
memerlukan waktu bertahun bahkan puluhan dan ratusan tahun. Pembentukan
budaya diawali oleh pendiri (founder) melalui tahapan sebagai berikut:
Seseorang mempunyai gagasan untuk mendirikan sebuah organisasi atau perusahaan berdasarkan VM tertentu.
Ia menggali
dan mengerahkan sumber-sumber, baik orang ini yang sepaham dan setujuan
dengan dia (SDM), biaya, teknologi dan sebagainya.
Mereka meletakkan dasar organisasi, berupa susunan organisasi dan tata kerja.
Pembentukan
budaya juga harus diartikan sebagai pemberian kesempatan kepada setiap
orang untuk di satu pihak memberi sumbangan sebesar-besarnya kepada
organisasi dan di pihak lain mencapai self-actualization
setinggi-tingginya pula.
Sosialisasi Budaya
Melalui
kegiatan sosialisasi budaya, ekspediensi budaya mencapai sebanyak
mungkin (aspek kuantitatif) dan mencapai sedalam mungkin lubuk hati (aspek kualitatif) warga organisasi atau perusahaan. Sosialisasi
keterampilan dan pengetahuan bias memalui program manajemen pelatihan
dan pengajaran, yang dilakonkan oleh para pela;tih dan pengajar. Karena
itu, sosialisasi keterampilan, pengetahuan dan ajaran-ajaran dapat
diprogramkan dan diprojekkan. Tetapi sosialisasi budaya menuntut
kesesuaian itu di samping cara yang efektif guna mencapai sasaran.
Internalisasi budaya
Internalisasi
berarti proses menanamkan dan menumbuhkembangkan suatu nilai atau
budaya menjadi bagian diri orang yang bersangkutan. Jika sosialisasi
lebih ke samping (horizontal) dan lebih kuantitatif, maka internalisasi
lebih bersifat vertikal dan kualitatif. Penanaman dan penumbuhkembangan
nilai tersebut dilakukan melalui berbagai didaktik-metodik pendidikan
dan pengajaran, seperti pendidikan, pengarahan, indoktrinasi,
brain-washing, dan lain sebagainya.
Kontrol Budaya dan Pertahanan budaya
Masyarakat
memiliki mekanisme atau lembaga pengendalian perilaku manusia, misalnya
tradisi, asat, sopan santun, dan moralitas. Budaya berfungsi sebagai
kontrol social pada saat ia mampu dan mau mengendalikan perilakau
anggota masyarakat, misalnya budaya tertib. Pertahanan budaya adalah proses mempertahankan eksistensi dan kepribadian organisasi.
Konflik budaya
Benturan
budaya dan konflik budaya merupakan dua gejala budaya yang perilaku dan
raganya bisa sama tetapi motifnya berbeda. Benturan terjadi terutama
antara nilai lama dengan nilai baru, tetapi konflik terjadi
antarkekuatan. Dalam proses kontak budaya, perbedaan budaya secara
objektif dapat menimbulkan benturan budaya, tetapi konflik budaya tidak
harus terjadi dalam proses kontak budaya jika kontak itu soft.
Konflik
budaya adalah konflik nilai dan konflik nilai adalah gejala konflik
kepentingan. Konflik budaya timbul jika seseorang berinteraksi dengan
orang lain yang budayanya berbeda dengan menggunakan budayanya sendiri,
tanpa menyesuaikan sikap dan perilakunya dengan budaya orang lain itu.
Perubahan Budaya
Perubahan
budaya adalah perubahan pada basics dan hadirannya. Perubahan budaya
harus mengindahkan kode etik tertentu, baik dalam melancarkan perubahan
maupun dalam menghadapi pihak yang menentang perubahan.
Pewarisan Budaya
Pewarisan budaya didasarkan pada beberapa anggapan dasar, yaitu:
VM pendiri organisasi merupakan potret zamannya dan dipandang luhur.
Organisasi yang semula merupakan milik pendiri (OSI) telah menjadi milik masyarakat umumnya dan konsumen khususnya (OSO).
Pada suatu saat pendiri meninggal dunia, kekuasaan atas organisasi dilanjutkan oleh penggantinya.
Sementara itu lingkungan menunjukkan perubahan sosial yang pesat di segala bidang.
VM harus dapat diwariskan kepada generasi penerus organisasi.
Budaya diwariskan melalui beberapa strategi, antara lain:
strategi pelestarian sistem nilai organisasi
strategi kaderisasi
strategi belajar berbudaya
strategi suksesi dan pembatasan beberapa kali masa jabatan seseorang menjabat suatu jabatan
strategi pemanfaatan dan pelestarian alam
strategi hidup hemat dan sederhana
sumber : http://shelmi.wordpress.com/2008/05/07/proses-budaya/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar